Unpredictable
Lesson
Entah sejak kapan
semua ini bermula. Angkatan kami terkenal sebagai kelompok pengusir jin.
Padahal kami ini perempuan semua. Padahal kami ini tidak punya ilmu kanuragan
atau tenaga dalam. Kami juga tidak pernah bertapa dalam gua untuk dapat
berkomunikasi dengan jin. Kami juga tidak memiliki rajam atau jimat pelindung.
Mungkin semua ini dimulai ketika salah seorang saudari kami dirasuki jin jahat,
kami bingung harus bagaimana. Saat itu kami menghubungi salah seorang ustadzah, dan beliau bilang
seorang ustadz akan datang untuk membantu kami.
“ Sementara ustadznya belum
datang, tolong teman kalian itu d wudhukan, dan dipakaikan jilbab.. Ustadz nya
laki-laki.. jadi tolong jaga aurat teman kalian... Setelah itu, bacakan
al’ma’tsurat dan surah jiin beramai-ramai
ya...”
Saat itu kami masih tinggal di
asrama.
Kata orang, kalau
ngomongin angker.. salah satu tempat yang identik dengan angker adalah asrama.
Asrama apa saja, yang penting asrama. Kenapa kok asrama terkesan menakutkan? Mungkin karena image nya
sengaja dibuat begitu. Biasanya asrama merupakan tempat yang dihuni secara
beramai-ramai per angkatan selama bertahun-tahun.
Secara garis besar terdapat 3 kubu di asrama, penanggung jawab asrama,
senior dan junior dimana penanggung jawab dan para senior merasa berkepentingan
terhadap kedisiplinan para junior.. dan
sayangnya untuk membentuk kedisiplinan itu, tidak jarang menggunakan mitos dan
cerita turun menurun untuk menakut-nakuti para junior. Mulai dari cerita arwah
penghuni asrama yang mati penasaran
karena putus cinta, tangisan bayi yang digugurkan bertahun-tahun silam,
sampai hantu kamar mandi yang sering mengganggu penghuni yang mandi setelah
maghrib sering beredar di asrama.
Tempat lain yang juga terkesan horor adalah adalah rumah sakit.. kenapa ya?
Mungkin karena banyak orang yang meninggal di rumah sakit, atau juga karena di
rumah sakit biasanya terdapat ruangan bernama mortuary atau kamar mayat..
Bangunan rumah sakit juga biasanya terdiri dari lorong-lorong panjang nan sepi.
Rumah sakit juga merupakan salah satu tempat dengan aktivitas 24 jam.. sehingga
membuat intensitas orang-orang yang melihat ”sesuatu” di malam hari pun menjadi
lebih banyak.. menambah kesan seram dari rumah sakit.
Tempat seram berikutnya adalah pohon tua yang besar dan tinggi. Semakin
rimbun daunnya maka akan terkesan semakin angker... Biasanya di pohon besar dan
tua seperti ini terdapat jenis tanaman merambat yang hidup di batangnya... Dan
semakin banyak tanaman rambat dan berlumut di pohon tersebut, maka cerita yang
berkembang mengenai pohon tersebut. Apalagi kalau di cabangnya terdapat bekas
tali. Sudah dapat dipastikan cerita yang beredar adalah tali bekas bunuh diri.
Dan...
Kami tinggal
di asrama bekas rumah sakit yang terdapat pohon kweni besar di depannya.
Bangunan asrama kami merupakan bangunan yang termasuk kompleks eks rumah
sakit umum yang sudah tidak digunakan lagi. Gedungnya terletak tepat di
belakang kampus tepatnya dibelakang laboratorium praktik. Bagian luar gedung berwarna
kuning gading, sedangkan dalamnya didominasi warna hijau pupus. Untuk
masuk ke area asrama , harus melewati kantor dosen, dan koridor panjang
berkeramik warna merah. Tepat di depan asrama terdapat pohon mangga kweni yang
besar dan berlumut. Masih satu gedung dengan asrama kami adalah ruang kelas
besar yang jarang dipakai di sebelah utara, yang ketika ada orang bicara didalamnya akan
terdengar menggema dan menyeramkan, dan tidak jarang terdengar sampai ke
kamar-kamar asrama.
Penampakan depan
asrama persis seperti rumah sakit lama, bangunan besar dan panjang dengan satu
pintu tinggi ditengahnya dan sisi kanan dan kiri pintu tersebut berjajar
jendela-jendela besar dari kayu. Gedung
ini terletak diantara sebuah lahan kosong dengan tali-tali panjang , yang
kemudian kukenal sebagai lahan jemuran dan sebuah gedung yang tak kalah
suramnya, yang kemudian kukenal sebagai lab cadaver-walaupun tidak pernah
terbukti kalau isinya memang cadaver janin janin bayi yang diformalin. Di
daerah depan lab terdapat dua bangunan kamar mandi. Satu bangunan kamar mandi yang terbilang baru – tanpa WC –
yang luasnya bukan main dan terdapat teras untuk mencuci di depannya. Dan di
belakang kamar mandi pertama terdapat bangunan tua yang terdiri dari 3 petak,
yang ternyata merupakan toilet. Toilet ini dinaungi rimbunnya pohon mahoni
besar yang tak kalah tuanya dengan pohon kweni yang ada tepat di depan asrama..
Bila angin bertiup, maka daun daun mahoni akan bergemerisik, membuat acara
buang hajat semakin tidak tenang. Toilet tua ini, bila Anda melihatnya sendiri,
sekebelet apapun Anda... Kami yakin Anda tidak akan sudi buang hajat
didalamnya. Bukan karena kotor, kami selalu bergiliran piket membersihkannya..
Tapi karena Anda khawatir tidak akan dapat keluar lagi dari situ... Takut akan
ada makhluk entah apa yang akan mencengkeram Anda dari belakang, atau ada
tangan keluar dari WC, atau air yang
mengalir berubah merah, atau lampu tiba-tiba mati.. atau.. apapun lah ... aku
lupa bagaimana akhirnya kami berani dan terbiasa menggunakannya. Walaupun
terkadang perasaan parno itu tetap ada.
Hiiiiiiiii...
pokoknya penampakkan asrama kami serem lah. Tapi tinggalselama dua tahun
diasrama itu membuat kami begitu betah dan mencintai asrama. Alhadulillah
selama itu pula, aku tidak pernah melihat penampakan yang aneh – aneh di asrama.
Kembali ke masalah
jin. Jadi setelah mendapat arahan dari sang ustadzah, kami mulai
mengamalkannya. Setelah teman kami itu diwudhu kan, sebagian dari kami membaca
al ma’tsurat, sebagian lainnya membaca surah jiin.. hanya beberapa yang
memegangi teman kami, lannya menonton dengan khawatir. Kami belum pernah
mengalami hal ini di asrama. Karena asrama kami terletak di belakang kantor
dosen, tersiarlah kabar keributan ini ke telinga mereka, sehingga makin
runyamlah kejadian itu, karena banyak dosen yang ikut menonton. Ketika kami
mulai membaca.. jin dalam tubuh kami
mengalami rekasi. Teman kami berteriak teriak.. badannya menggelepar...
“Panaaaaaaaaasssss...
sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttt............... hentikaaaaaaaaaaaaaaaannnnnn!!!!”
Jujur... Aku bingung...
takjub dan bangga... hehehe
Bingung.. melihat
kedahsyatan ayat-ayat suci dlam mengatasi gangguan jin...
Takjub, karena baru
pertaa kali melihat hal seperti ini, berusaha mengamalkan dan sepertinya
berhasil....
Bangga... ternyata
walaupun aku ini bukan siapa-siapa, tidak punya ilmu apa-apa ternyata bisa juga
melakukannya. Tentunya tidak sendiri... aku yakin pasti suksesnya ruqyah kami
waktu itu karena kekhusyukan teman-teman yang lain.. bukan karena aku... hehehe
Dan selama itu tubuh
teman kami terus menggelepar.. keringat meleleh dari seluruh tubuhnya.. Ia
terus menerus melolong kesakitan.. Kami tidak tega sebenarnya... Sampai
akhirnya ustadz yang dimaksud datang dan mengambil alih. Beliau yang lebih
ahli, menanganii jin dalam tubuh kami dan berusaha mengeluarkannya. Tentunya
dengan cara yang syar’i... Beliau menggunakan sarung tangan, sehingga wudhunya
dan wudhu teman kami tetap terjaga.
Ketika akhirnya teman
kami tenang, kami langsung memberondong dengan berbagai pertanyaan...
“ Jin nya muslim
bukan? “
“Entahlah, tadi
kalian dengar sendiri ngakunya muslim, tapi jangan percaya omongan jin...”
“ Jin nya ada berapa?
“
“ Saya tidak tahu,
saya tidak bisa lihat jin”
“ Jinnya cewek atau
cowok pak ustadz?”
“ Saya juga tidak
bisa memastikan itu... Tapi emangnya kenapa? Kalo cowok kalian mau minta no
telponnya gitu? “ hahahaha... gak dink.. pak ustadznya nggak menjawab seperti
itu... hehehe. Itu pikiranku sendiri waktu itu.
Dan setelah itu,
tidak hanya teman saya, kami se asrama juga disarankan untuk meningkatkan
kualitas ibadah, banyak berdzikir, memperbanyak aktivitas agar tidak sering
melamun, dan lebih giat kerja bakti. Loh, apa hubungannya?? Ternyata pak
ustadz.. Satu-satunya laki-laki selain dosen dan staff kampus kami yang pernah
masuk ke asrama, sempat menilai keadaan asrama. Mungkin nilainya D atau bahkan
E... hehehe.. ternyata beliau melihat sepatu-sepatu kami tidak tersusun rapi di
rak, melihat selimut dan handuk bergantungan di bed, rumput di sekitar kweni
sudah meninggi dan melihat parit besar di depan asrama sudah berlumut
tebal.
Peristiwa saat itu
ternyata tidak hanya meningkatkan kualitas pribadi dan ikatan persaudaraan
diantara kami, tapi juga pamor kami dimata civitas akademika. Hahahaha...
ketika ada kakak kelas , atau siapapun yang kesurupan, maka kami dipanggil oleh
staff dosen untuk membantu.. Padahal yang kami lakukan ya hanyalah menghubungi
ustadz, dan sembari menunggu membantu semampunya seperti yang pernah kami
lakukan sebelumnya.
Kupikir “panggilan”
itu akan berakhir ketika kami sudah naik ke tingkat III. Tapi ternyata tidak.
Saat tingkat III kami
sudah tidak lagi tinggal di asrama. Sebagian dari kami kembali ke rumah
orangtua, dan sebagina yang lain memilih mengkontrak rumah untuk ditinggali
bersama-sama karena merasa berat untuk berpisah dengan teman-teman. Karena
orangtuaku tinggal 5 kilometer dari kampus, tentu saja aku tinggal di rumah.
Tapi tak jarang aku menghabiskan waktu di Full House, salah satu rumah
kontrakan teman-teman. Dinamakan Full House karena rumah 2 lantai yang terdiri
dari 5 kamar berukuran masing-masing 3x4 meter itu ditinggali oleh 20 orang
dengan seluruh barangnya. Bisa dibayangkan betapa sumpeknya. Tapi bagaimana
lagi.. persaudaraan kami terlalu erat, terlalu enggan untuk dipisahkan, dan
terlalu mahal kalau harus mengontrak satu rumah untuk lima orang, hehehehe....
Full House terletak sekitar 400 meter dari kampus. Sehingga ketika sedang
menunggu di sela-sela jadwal kuliah, aku sering menumpang beristirahat di Full
House, menambah kesumpekan disana. Bahkan tidak jarang aku menumpang makan,
menghabiskan jatah makan siang mereka
telor tiga butir yang digoreng tipiiiiiissss dan dibagi menjadi 20
potong. Kadang potongan itu kutukar dengan bekal makan siangku. Aneh memang,
tapi nikmat.
Suatu pagi di semester VI, aku menggedor pintu Full
House.. Tumben masih tutupan. Padahal sudah masuk waktu dhuha. Hari itu aku
berencana konsultasi dengan pembimbing jam 10.00. Masih dua jam lagi, sehingga
aku memutuskan untuk numpang nonton tv di Full House.
Setelah menggedor
cukup lama, akhirnya pintu dibukakan oleh salah seorang temanku. Wajahnya
nampak lelah sekali. Ia mempersilahkanku masuk.
“Kok masih pada tidur
sih ? Kalian mgelembur nonton tv ya?” tanyaku saat sudah berada di salah satu
kamar. Saat itu ada 5 makhluk di kamar itu, termasuk yang membukakan pintu. Ia
langsung menjatuhkan dirinya di kasur.Lagi. Keempat teman yang lain masih
berbaring sambil kriyep kiriyep dan sesekali molet.
“Gak kok” jawab
temanku.. malas
“trus maen game ya?”
mereka menggeleng.
“ trus.. gk mungkin
ah kalo ngelembur ngerjain tugas.. hehe”
Eh malah tambah
ribut.
Ribut ngoroknya....hadeeeeehhh....
Aku menyerah... aku
nonton tv sajalah.
Setengah jam kemudian
mereka mulai siuman. Hahaha... kayak habis pingsan aja. Ada yang cuci muka, ada
yang mandi dan sholat dhuha.. ada yang bikin mi, ada yang nyuci, ada yang
nyapu, ada juga yang menyusulku nonton tv.
“ Semalam ada ade
kelas yang kesurupan” seorang temanku yang sudah terkumpul nyawanya akhirnya
bercerita.
“Hah? Trus?? Anak
asrama??”
“ Iya anak asrama.
Mereka kesini jam 11 an malam. Yang kesurupan dianter teman-temannya. Habis
nganter eh ditinggal pulang. Padahal kita udah pada ngantuk banget waktu itu”
“ Trus gimana? Kalian
apain?”tanyaku.
“ Ya kayak biasa...
dibacain al’matsurat, trus surah surah yang lain...” temanku menjelaskan.
“Padahal mereka yo
bisa lo sebenarnya... kenapa gk di bacain sendiri ya...”tambah teman yang lain.
“ Takut kali....ato
mereka ngantuk juga.. jadinya dibawalah kesini...trus gimana? Kalian
tanya-tanyain kah jin nya?”
“ Hhaaaaaaaaahhhh..
jadi jengkel lagi dah kalo inget semalam!!!” tiba-tiba ada suara menjawab dari
kamar. Tidak lama teman-teman yang sudah mulai “hidup baterainya” berkumpul di
depan tv. Infotainment yang sedang bergosip di tv seolah-olah keki. Karena
mulai di cuekin sama penontonnya lagi semangat ngebahas kejadian semalam.
“ Tau gak en.. jin
yang semalam tu nyebeliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnn banget...”
“ Loh kok bisa? Emang
kenapa dia? Tanyaku heran
“ jadi ceritanya kita tuh lagi ngantuk banget..
mau baca al ma’tsurah en ngaji juga lagii males banget... tapi mau tidur kasian
ma adek kelas itu”
“Kami tanya lah tuh
jin.. siapa, darimana, berapa orang, trus ngapain kok masuk-masuk ke tubuh adek kelas ..”
“ eh malah jinnya
bawel banget... katanya namanya dian –bukan nama sebenarnya... (padahal yo
aslinya lupa siapa namanya) hahaha,, red-
.. trus kita bilang.. jangan main –main ya.. ade kelas kami nih namanya
dian juga...”
“Trus ?”
“ Dianya ngomel..
katanya emang namanya dian.... sama kayak nama majikannya... dia itu ternyata
nganggap dian ini majikannya.. karena sengaja “dipasang” bapaknya dian untuk
menjaga anaknya selama jauh dari kampung”
“
Oooooo.. suaranya cewek ato cowok?? “
“
Cewek.. kayaknya emang cewek.. soalnya bawel banget” Lha... berarti ngaku dunk
kalo kita ni bawel... hehehe...kan kita cewek juga...begitu pikirku.
“
Lalu kami bilang... gak perlu jagain dian... Dian udah dijagain ma Allah...
jadi mending si dian yang jin ini pulang kampung aja”
Semakin
menarik.
“ Trus, mau pulang
dia???”
“Trus..... “ temanku
memandangi yang lain.. dan juga memandang keseluruh penjuru rumah.
“ Suaranya berubah!!!
Jadi laki-laki!! Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii “
“ Kenapa kok
hiiiiii?? Emang bedanya apa yang cewek ma yang cowok? Kok ma dian kalian gak
pake hiii?”
“ soalnya... dia
bilang.... kalo dia jin penunggu rumah ini... wuaaaaaaaaaa!!! “
“ dia bilang dia
numpang mau ngomong ma kita-kita lewat si dian”yang lain menambahkan
Hah?
“ Dia bilang dia gak suka kita jarang bersihin rumah. Dia gak
suka sepatu-sepatu berantakan di ruang tamu... trus kardus-kardus yang isinya
buku-buku itu... trus kamar mandi...”
Wkwkwkwkwkkwkw.....
Aku gk bisa bayangin kalo semalam ada disini.
“Trus.. kalian tanya
gak, berarti dia lihat donk waktu kalian mandi???” aku masih ngampet ketawa.
“ Mana kepikiran
tanya gitu !kita semua langsung berubah mukanya.... Bisa bayangin gak sih en..
ngobrol ma penghuni lain di rumahmu.. Hiiiiii... langsung deh kita gencarin tuh
ngajinya”
“Trus gimana.. mau
pergi jin nya?
“ Hah.. pergi
gimana... tau gak kamu en? Namanya juga orang ngantuk.. jadi ngaji nya keselipp
lidah dikit... ehhhh.. malah ditegur ma tuh jin... Salah tuuuhhhh ngajinya..
kalo mau ngaji jangan sambil ngantuk dunk !! “
Wkwkwkwkwkwkw.. aku gak tahan
lagi... meledaklah tawaku...
“ trus trus gimana???”
“ ya udah..
makin jengkel aja kita... gimana gak
keki kalo ditegor ma jin maslah bacaan ngaji! “
“ lagi keki gitu..
adaaaaaa aaajjaaaa kejadian...”
“ hah ada apa lagi? Ada jin lain lagi yang masuk??
Jangan- jangan jin nya asrama lagi mau negur kita dulu sering males
bersih-bersih “ hehehe.. aku ngomongnya sambil geli sekaligus serem.. kalo
bener.. wah bisa kena juga aku.
“ bukaaaaaaaannn.. lagi sebel
sebelnya.. eh ada.....”
“ ada apa?? “ aku udah tidak
sabar.
“ ada KECOAAA!!!”
“waaaaaaaaaaaaaaaa... kamu tau
sendiri kan kita paling jijai ma kecoa... jadilah kita menjerit sehebohnya..
histeris memburu tuh kecoa sambil lompat-lompat “
WKWKWKWKWKWKW.. aku bener-bener
terguling guling dengernya
“ trus pas kita mau mukul tuh
kecoa pake sapu lidi, eeeeehhh si Mr. Jin nih malah teriak... JANGAN DIBUNUH
KECOANYA!!! ITU MAKHLUK ALLAH JUGAAA!!!! “
“
WKWKWKWKWKKWKKWKWKKWKWAPWOOOOKKKK!!!! Hahahahahahaha.... kalah telak kalian
sama jin nya...bener-bener dapet unpredictable
lesson”
“Trus akhirnya gimana?”
“ trus kecoanya entah kemana...
kita udah lemes.. cape... ngantuk.. dongkol.. sebeeeeellll.....”
“ Untung abis itu ganti dian
lagi... kayaknya si jin dian ni udah bosen juga kali.. trus tiba-tiba pergi
gitu aja... dan dian yang asli langsung K.O. Kecapean dia. Gak lama tidur.. Apa
kita gak tambah melongo.... Mau tidur juga, udah deket shubuh... takutnya nanti
pada lewat shubuhannya... jadi akhirnya kita melek-melek in mata nunggu
subhuh... habis Shubuh pada tepar
semua...”
“ Lho trus diannya sekarang
mana?”
“ Udah balik ke asrama. Tadi jam
6 an dijemputin teman-temannya...”
“Trus.... berarti.....
sekaraaangg....” kataku sambil berbisik...
“ Kita lagi diliatin sama om jin
penunggu rumah ini dunk....wkwkwkwkkwkwkwk”
“Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...eeeennnnn.....
hati –hati kalo pulang nanti omnya ikut pindah ke rumah mu lhoooooo....”
Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii....
gantian aku yang merinding.... X(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar