Nyempluk

Rabu, 21 Agustus 2013

Unpredictable Lesson

Unpredictable Lesson
Entah sejak kapan semua ini bermula. Angkatan kami terkenal sebagai kelompok pengusir jin. Padahal kami ini perempuan semua. Padahal kami ini tidak punya ilmu kanuragan atau tenaga dalam. Kami juga tidak pernah bertapa dalam gua untuk dapat berkomunikasi dengan jin. Kami juga tidak memiliki rajam atau jimat pelindung. Mungkin semua ini dimulai ketika salah seorang saudari kami dirasuki jin jahat, kami bingung harus bagaimana. Saat itu kami menghubungi  salah seorang ustadzah, dan beliau bilang seorang ustadz akan datang untuk membantu kami.
“ Sementara ustadznya belum datang, tolong teman kalian itu d wudhukan, dan dipakaikan jilbab.. Ustadz nya laki-laki.. jadi tolong jaga aurat teman kalian... Setelah itu, bacakan al’ma’tsurat dan surah jiin beramai-ramai  ya...”
Saat itu kami masih tinggal di asrama.
Kata orang, kalau ngomongin angker.. salah satu tempat yang identik dengan angker adalah asrama. Asrama apa saja, yang penting asrama. Kenapa kok asrama  terkesan menakutkan? Mungkin karena image nya sengaja dibuat begitu. Biasanya asrama merupakan tempat yang dihuni secara beramai-ramai per angkatan selama bertahun-tahun.

Secara garis besar terdapat 3 kubu di asrama, penanggung jawab asrama, senior dan junior dimana penanggung jawab dan para senior merasa berkepentingan terhadap kedisiplinan  para junior.. dan sayangnya untuk membentuk kedisiplinan itu, tidak jarang menggunakan mitos dan cerita turun menurun untuk menakut-nakuti para junior. Mulai dari cerita arwah penghuni asrama yang mati penasaran  karena putus cinta, tangisan bayi yang digugurkan bertahun-tahun silam, sampai hantu kamar mandi yang sering mengganggu penghuni yang mandi setelah maghrib sering beredar di asrama.
Tempat lain yang juga terkesan horor adalah adalah rumah sakit.. kenapa ya? Mungkin karena banyak orang yang meninggal di rumah sakit, atau juga karena di rumah sakit biasanya terdapat ruangan bernama mortuary atau kamar mayat.. Bangunan rumah sakit juga biasanya terdiri dari lorong-lorong panjang nan sepi. Rumah sakit juga merupakan salah satu tempat dengan aktivitas 24 jam.. sehingga membuat intensitas orang-orang yang melihat ”sesuatu” di malam hari pun menjadi lebih banyak.. menambah kesan seram dari rumah sakit.
Tempat seram berikutnya adalah pohon tua yang besar dan tinggi. Semakin rimbun daunnya maka akan terkesan semakin angker... Biasanya di pohon besar dan tua seperti ini terdapat jenis tanaman merambat yang hidup di batangnya... Dan semakin banyak tanaman rambat dan berlumut di pohon tersebut, maka cerita yang berkembang mengenai pohon tersebut. Apalagi kalau di cabangnya terdapat bekas tali. Sudah dapat dipastikan cerita yang beredar adalah tali bekas bunuh diri.

Dan...
Kami tinggal di asrama bekas rumah sakit yang terdapat pohon kweni besar di depannya.
Bangunan asrama kami merupakan bangunan yang termasuk kompleks eks rumah sakit umum yang sudah tidak digunakan lagi. Gedungnya terletak tepat di belakang kampus tepatnya dibelakang  laboratorium praktik. Bagian luar gedung berwarna kuning gading, sedangkan dalamnya didominasi warna hijau pupus. Untuk masuk ke area asrama , harus melewati kantor dosen, dan koridor panjang berkeramik warna merah. Tepat di depan asrama terdapat pohon mangga kweni yang besar dan berlumut. Masih satu gedung dengan asrama kami adalah ruang kelas besar yang jarang dipakai di sebelah utara, yang ketika ada orang bicara didalamnya akan terdengar menggema dan menyeramkan, dan tidak jarang terdengar sampai ke kamar-kamar asrama.  
Penampakan depan asrama persis seperti rumah sakit lama, bangunan besar dan panjang dengan satu pintu tinggi ditengahnya dan sisi kanan dan kiri pintu tersebut berjajar jendela-jendela besar dari kayu. Gedung ini terletak diantara sebuah lahan kosong dengan tali-tali panjang , yang kemudian kukenal sebagai lahan jemuran dan sebuah gedung yang tak kalah suramnya, yang kemudian kukenal sebagai lab cadaver-walaupun tidak pernah terbukti kalau isinya memang cadaver janin janin bayi yang diformalin. Di daerah depan lab terdapat dua bangunan kamar mandi. Satu bangunan  kamar mandi yang terbilang baru – tanpa WC – yang luasnya bukan main dan terdapat teras untuk mencuci di depannya. Dan di belakang kamar mandi pertama terdapat bangunan tua yang terdiri dari 3 petak, yang ternyata merupakan toilet. Toilet ini dinaungi rimbunnya pohon mahoni besar yang tak kalah tuanya dengan pohon kweni yang ada tepat di depan asrama.. Bila angin bertiup, maka daun daun mahoni akan bergemerisik, membuat acara buang hajat semakin tidak tenang. Toilet tua ini, bila Anda melihatnya sendiri, sekebelet apapun Anda... Kami yakin Anda tidak akan sudi buang hajat didalamnya. Bukan karena kotor, kami selalu bergiliran piket membersihkannya.. Tapi karena Anda khawatir tidak akan dapat keluar lagi dari situ... Takut akan ada makhluk entah apa yang akan mencengkeram Anda dari belakang, atau ada tangan keluar dari WC, atau  air yang mengalir berubah merah, atau lampu tiba-tiba mati.. atau.. apapun lah ... aku lupa bagaimana akhirnya kami berani dan terbiasa menggunakannya. Walaupun terkadang perasaan parno itu tetap ada.
Hiiiiiiiii... pokoknya penampakkan asrama kami serem lah. Tapi tinggalselama dua tahun diasrama itu membuat kami begitu betah dan mencintai asrama. Alhadulillah selama itu pula, aku tidak pernah melihat penampakan yang aneh – aneh di asrama.
Kembali ke masalah jin. Jadi setelah mendapat arahan dari sang ustadzah, kami mulai mengamalkannya. Setelah teman kami itu diwudhu kan, sebagian dari kami membaca al ma’tsurat, sebagian lainnya membaca surah jiin.. hanya beberapa yang memegangi teman kami, lannya menonton dengan khawatir. Kami belum pernah mengalami hal ini di asrama. Karena asrama kami terletak di belakang kantor dosen, tersiarlah kabar keributan ini ke telinga mereka, sehingga makin runyamlah kejadian itu, karena banyak dosen yang ikut menonton. Ketika kami mulai membaca.. jin dalam tubuh kami  mengalami rekasi. Teman kami berteriak teriak.. badannya menggelepar...
“Panaaaaaaaaasssss... sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttt............... hentikaaaaaaaaaaaaaaaannnnnn!!!!”
Jujur... Aku bingung... takjub dan bangga... hehehe
Bingung.. melihat kedahsyatan ayat-ayat suci dlam mengatasi gangguan jin...
Takjub, karena baru pertaa kali melihat hal seperti ini, berusaha mengamalkan dan sepertinya berhasil....
Bangga... ternyata walaupun aku ini bukan siapa-siapa, tidak punya ilmu apa-apa ternyata bisa juga melakukannya. Tentunya tidak sendiri... aku yakin pasti suksesnya ruqyah kami waktu itu karena kekhusyukan teman-teman yang lain..  bukan karena aku... hehehe
Dan selama itu tubuh teman kami terus menggelepar.. keringat meleleh dari seluruh tubuhnya.. Ia terus menerus melolong kesakitan.. Kami tidak tega sebenarnya... Sampai akhirnya ustadz yang dimaksud datang dan mengambil alih. Beliau yang lebih ahli, menanganii jin dalam tubuh kami dan berusaha mengeluarkannya. Tentunya dengan cara yang syar’i... Beliau menggunakan sarung tangan, sehingga wudhunya dan wudhu teman kami tetap terjaga.
Ketika akhirnya teman kami tenang, kami langsung memberondong dengan berbagai pertanyaan...
“ Jin nya muslim bukan? “ 
“Entahlah, tadi kalian dengar sendiri ngakunya muslim, tapi jangan percaya omongan jin...”
“ Jin nya ada berapa? “
“ Saya tidak tahu, saya tidak bisa lihat jin”
“ Jinnya cewek atau cowok pak ustadz?”
“ Saya juga tidak bisa memastikan itu... Tapi emangnya kenapa? Kalo cowok kalian mau minta no telponnya gitu? “ hahahaha... gak dink.. pak ustadznya nggak menjawab seperti itu... hehehe. Itu pikiranku sendiri waktu itu.
Dan setelah itu, tidak hanya teman saya, kami se asrama juga disarankan untuk meningkatkan kualitas ibadah, banyak berdzikir, memperbanyak aktivitas agar tidak sering melamun, dan lebih giat kerja bakti. Loh, apa hubungannya?? Ternyata pak ustadz.. Satu-satunya laki-laki selain dosen dan staff kampus kami yang pernah masuk ke asrama, sempat menilai keadaan asrama. Mungkin nilainya D atau bahkan E... hehehe.. ternyata beliau melihat sepatu-sepatu kami tidak tersusun rapi di rak, melihat selimut dan handuk bergantungan di bed, rumput di sekitar kweni sudah meninggi dan melihat parit besar di depan asrama sudah berlumut tebal. 
Peristiwa saat itu ternyata tidak hanya meningkatkan kualitas pribadi dan ikatan persaudaraan diantara kami, tapi juga pamor kami dimata civitas akademika. Hahahaha... ketika ada kakak kelas , atau siapapun yang kesurupan, maka kami dipanggil oleh staff dosen untuk membantu.. Padahal yang kami lakukan ya hanyalah menghubungi ustadz, dan sembari menunggu membantu semampunya seperti yang pernah kami lakukan sebelumnya.
Kupikir “panggilan” itu akan berakhir ketika kami sudah naik ke tingkat III. Tapi ternyata tidak.
Saat tingkat III kami sudah tidak lagi tinggal di asrama. Sebagian dari kami kembali ke rumah orangtua, dan sebagina yang lain memilih mengkontrak rumah untuk ditinggali bersama-sama karena merasa berat untuk berpisah dengan teman-teman. Karena orangtuaku tinggal 5 kilometer dari kampus, tentu saja aku tinggal di rumah. Tapi tak jarang aku menghabiskan waktu di Full House, salah satu rumah kontrakan teman-teman. Dinamakan Full House karena rumah 2 lantai yang terdiri dari 5 kamar berukuran masing-masing 3x4 meter itu ditinggali oleh 20 orang dengan seluruh barangnya. Bisa dibayangkan betapa sumpeknya. Tapi bagaimana lagi.. persaudaraan kami terlalu erat, terlalu enggan untuk dipisahkan, dan terlalu mahal kalau harus mengontrak satu rumah untuk lima orang, hehehehe.... Full House terletak sekitar 400 meter dari kampus. Sehingga ketika sedang menunggu di sela-sela jadwal kuliah, aku sering menumpang beristirahat di Full House, menambah kesumpekan disana. Bahkan tidak jarang aku menumpang makan, menghabiskan jatah makan siang mereka  telor tiga butir yang digoreng tipiiiiiissss dan dibagi menjadi 20 potong. Kadang potongan itu kutukar dengan bekal makan siangku. Aneh memang, tapi nikmat.
Suatu pagi  di semester VI, aku menggedor pintu Full House.. Tumben masih tutupan. Padahal sudah masuk waktu dhuha. Hari itu aku berencana konsultasi dengan pembimbing jam 10.00. Masih dua jam lagi, sehingga aku memutuskan untuk numpang nonton tv di Full House.
Setelah menggedor cukup lama, akhirnya pintu dibukakan oleh salah seorang temanku. Wajahnya nampak lelah sekali. Ia mempersilahkanku masuk.
“Kok masih pada tidur sih ? Kalian mgelembur nonton tv ya?” tanyaku saat sudah berada di salah satu kamar. Saat itu ada 5 makhluk di kamar itu, termasuk yang membukakan pintu. Ia langsung menjatuhkan dirinya di kasur.Lagi. Keempat teman yang lain masih berbaring sambil kriyep kiriyep dan sesekali molet.
“Gak kok” jawab temanku.. malas
“trus maen game ya?” mereka menggeleng.
“ trus.. gk mungkin ah kalo ngelembur ngerjain tugas.. hehe”
Eh malah tambah ribut.
Ribut ngoroknya....hadeeeeehhh....
Aku menyerah... aku nonton tv sajalah.
Setengah jam kemudian mereka mulai siuman. Hahaha... kayak habis pingsan aja. Ada yang cuci muka, ada yang mandi dan sholat dhuha.. ada yang bikin mi, ada yang nyuci, ada yang nyapu, ada juga yang menyusulku nonton tv.
“ Semalam ada ade kelas yang kesurupan” seorang temanku yang sudah terkumpul nyawanya akhirnya bercerita.
“Hah? Trus?? Anak asrama??”
“ Iya anak asrama. Mereka kesini jam 11 an malam. Yang kesurupan dianter teman-temannya. Habis nganter eh ditinggal pulang. Padahal kita udah pada ngantuk banget waktu itu”
“ Trus gimana? Kalian apain?”tanyaku.
“ Ya kayak biasa... dibacain al’matsurat, trus surah surah yang lain...” temanku menjelaskan.
“Padahal mereka yo bisa lo sebenarnya... kenapa gk di bacain sendiri ya...”tambah teman yang lain.
“ Takut kali....ato mereka ngantuk juga.. jadinya dibawalah kesini...trus gimana? Kalian tanya-tanyain kah jin nya?”
“ Hhaaaaaaaaahhhh.. jadi jengkel lagi dah kalo inget semalam!!!” tiba-tiba ada suara menjawab dari kamar. Tidak lama teman-teman yang sudah mulai “hidup baterainya” berkumpul di depan tv. Infotainment yang sedang bergosip di tv seolah-olah keki. Karena mulai di cuekin sama penontonnya lagi semangat ngebahas kejadian semalam.
“ Tau gak en.. jin yang semalam tu nyebeliiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnn banget...”
“ Loh kok bisa? Emang kenapa dia? Tanyaku heran
“  jadi ceritanya kita tuh lagi ngantuk banget.. mau baca al ma’tsurah en ngaji juga lagii males banget... tapi mau tidur kasian ma adek kelas itu”
“Kami tanya lah tuh jin.. siapa, darimana, berapa orang, trus ngapain  kok masuk-masuk ke tubuh adek kelas ..”
“ eh malah jinnya bawel banget... katanya namanya dian –bukan nama sebenarnya... (padahal yo aslinya lupa siapa namanya) hahaha,, red-  .. trus kita bilang.. jangan main –main ya.. ade kelas kami nih namanya dian juga...”
“Trus ?”
“ Dianya ngomel.. katanya emang namanya dian.... sama kayak nama majikannya... dia itu ternyata nganggap dian ini majikannya.. karena sengaja “dipasang” bapaknya dian untuk menjaga anaknya selama jauh dari kampung”
            “ Oooooo.. suaranya cewek ato cowok?? “
            “ Cewek.. kayaknya emang cewek.. soalnya bawel banget” Lha... berarti ngaku dunk kalo kita ni bawel... hehehe...kan kita cewek juga...begitu pikirku.
            “ Lalu kami bilang... gak perlu jagain dian... Dian udah dijagain ma Allah... jadi mending si dian yang jin ini pulang kampung aja”
            Semakin menarik.
“ Trus, mau pulang dia???”
“Trus..... “ temanku memandangi yang lain.. dan juga memandang keseluruh penjuru rumah.
“ Suaranya berubah!!! Jadi laki-laki!! Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii “
“ Kenapa kok hiiiiii?? Emang bedanya apa yang cewek ma yang cowok? Kok ma dian kalian gak pake hiii?”
“ soalnya... dia bilang.... kalo dia jin penunggu rumah ini... wuaaaaaaaaaa!!! “
“ dia bilang dia numpang mau ngomong ma kita-kita lewat si dian”yang lain menambahkan
Hah?
“ Dia bilang dia  gak suka kita jarang bersihin rumah. Dia gak suka sepatu-sepatu berantakan di ruang tamu... trus kardus-kardus yang isinya buku-buku itu... trus kamar mandi...”
Wkwkwkwkwkkwkw..... Aku gk bisa bayangin kalo semalam ada disini.
“Trus.. kalian tanya gak, berarti dia lihat donk waktu kalian mandi???” aku masih ngampet ketawa.
“ Mana kepikiran tanya gitu !kita semua langsung berubah mukanya.... Bisa bayangin gak sih en.. ngobrol ma penghuni lain di rumahmu.. Hiiiiii... langsung deh kita gencarin tuh ngajinya”
“Trus gimana.. mau pergi jin nya?
“ Hah.. pergi gimana... tau gak kamu en? Namanya juga orang ngantuk.. jadi ngaji nya keselipp lidah dikit... ehhhh.. malah ditegur ma tuh jin... Salah tuuuhhhh ngajinya.. kalo mau ngaji jangan sambil ngantuk dunk !! “
Wkwkwkwkwkwkw.. aku gak tahan lagi... meledaklah tawaku...
“ trus trus gimana???”
“ ya udah.. makin  jengkel aja kita... gimana gak keki kalo ditegor ma jin maslah bacaan ngaji! “
“ lagi keki gitu.. adaaaaaa aaajjaaaa kejadian...”
“ hah  ada apa lagi? Ada jin lain lagi yang masuk?? Jangan- jangan jin nya asrama lagi mau negur kita dulu sering males bersih-bersih “ hehehe.. aku ngomongnya sambil geli sekaligus serem.. kalo bener.. wah bisa kena juga aku.
“ bukaaaaaaaannn.. lagi sebel sebelnya.. eh ada.....”
“ ada apa?? “ aku udah tidak sabar.
“ ada KECOAAA!!!”
“waaaaaaaaaaaaaaaa... kamu tau sendiri kan kita paling jijai ma kecoa... jadilah kita menjerit sehebohnya.. histeris memburu tuh kecoa sambil lompat-lompat “
WKWKWKWKWKWKW.. aku bener-bener terguling guling dengernya
“ trus pas kita mau mukul tuh kecoa pake sapu lidi, eeeeehhh si Mr. Jin nih malah teriak... JANGAN DIBUNUH KECOANYA!!! ITU MAKHLUK ALLAH JUGAAA!!!! “
“ WKWKWKWKWKKWKKWKWKKWKWAPWOOOOKKKK!!!! Hahahahahahaha.... kalah telak kalian sama jin nya...bener-bener dapet unpredictable  lesson”
“Trus akhirnya gimana?”
“ trus kecoanya entah kemana... kita udah lemes.. cape... ngantuk.. dongkol.. sebeeeeellll.....”
“ Untung abis itu ganti dian lagi... kayaknya si jin dian ni udah bosen juga kali.. trus tiba-tiba pergi gitu aja... dan dian yang asli langsung K.O. Kecapean dia. Gak lama tidur.. Apa kita gak tambah melongo.... Mau tidur juga, udah deket shubuh... takutnya nanti pada lewat shubuhannya... jadi akhirnya kita melek-melek in mata nunggu subhuh... habis Shubuh  pada tepar semua...”
“ Lho trus diannya sekarang mana?”
“ Udah balik ke asrama. Tadi jam 6 an dijemputin teman-temannya...”
“Trus.... berarti..... sekaraaangg....” kataku sambil berbisik...
“ Kita lagi diliatin sama om jin penunggu rumah ini dunk....wkwkwkwkkwkwkwk”
“Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...eeeennnnn..... hati –hati kalo pulang nanti omnya ikut pindah ke rumah mu lhoooooo....”
Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.... gantian aku yang merinding.... X(



Tidak ada komentar:

Posting Komentar